Sabtu, 27 November 2010

PANCA

Selamat pagi, Mata. Terima kasih untuk mau membuka kelopakmu dan mengantarkan rangsang cahaya pada saya. Dari yang saya amati, sepertinya matahari belum datang. Cahaya terang ini adalah cahaya lampu dan layar yang membuat saya pusing.
Selamat pagi, Telinga. Terima kasih untuk mau menggetarkan gendangmu dan mengantarkan rangsang bunyi pada saya. Dari yang saya bisa dengar, sepertinya jalanan masih sepi. Hanya ada satu atau dua bunyi mesin, dan sisa yang saya dengar hanyalah bunyi berisiki keyboard komputer.
Selamat pagi, Hidung. Terima kasih untuk tetap mengantar oksigen selama saya beristirahat. Tanpa kamu, saya tiada.
Selamat pagi, Kulit. Terima kasih untuk mau kembali meraba. Pagi ini cukup dingin, ya?
Selamat pagi, Lidah. Terima kasih untuk mau kembali merasa. Keripik kentang yang tadi cukup enak juga ternyata.

seribu bintang dilangit

Ada sebuah hal yang mengganggu bagai parasit, bagai bakteri, tapi hal tersebut tak akan hilang. itulah masalah. di dunia ini selalu saja ada masalah. ada yang menyebutnya sebagai ujian, ada pula yang menganggapnya sebagai cobaan. setiap hari, masalah akan bertambah berat dan terus memberat hingga suatu saat kita berpikir bahwa Tuhan terlalu jahat untuk memberikan kita masalah tersebut. tetapi apakah itu benar?

Di langit malam yang gelap, ada seribu bintang yang berkedipan. ada juga bulan yang menyinari. kalau dalam memandang orang dengan contoh whiteboard, pasti yang keliatan spidol itemnya kan? sama! kebalikannya, hitam disini mungkin jumlahnya lebih banyak. tapi coba picingkan mata sebenetar. kelihatan kan, bintang putih lagi berkelipan? itu adalah hamparan hikmah. itu adalah intisari kebaikan dari semua masalah. walau langit begitu gelap, ingat, jauh di atas sana masih ada banyak bintang yang terang.

Baru-baru ini saya kehilangan 60gb data penting dari laptop. awalnya pahit, bahkan sangat pahit. saya bahkan terus menangis pelan saat harus mengantar si abu2 ke apple store. tapi setelah semuanya berlalu, saya sadar. kehilangan sesuatu yang penting kadang membuat hidup kita lebih ringan, membuat kita kehilangan beban. itu hanyalah sepotong hikmah ringan yang bisa saya ambil.

Beralih dari topik yang diatas..
satu pertanyaan buat kamu??
(yg uda dpt jawabannya ngacung ya :-)

apa saja kelebihan diri kamu?

setelah kita bersama mengeksplorasi pertanyaan tersebut, jawabannya justru sangat banyak! kita semua harusnya bersyukur saat mengetahui bahwa anggota tubuh kita masih lengkap, saat keluarga kita masih lengkap, saat kita masih punya teman apalagi sahabat, saat kita masih bisa hidup, dan saat kita, atau tepatnya saya, masih bisa melihat indahnya seribu bintang di langit malam ini.

PALSU

Idealisme atau Kehidupan Sosial?
Hal yang sangat sulit dikorbankan salah satunya..

Be Yourself.
Selain yang itu, masih ribuan lagi kata-kata mutiara lainnya yang berusaha bilang bahwa, “SUDAHLAH! JADI DIRI SENDIRI SAJA!”
Tapi kenapa ribuan orang di dunia masih berusaha memakai topeng? Berusaha menyesuaikan diri. Berusaha ber-mimikri dimanapun dia berada. And when he realized that he is not suitable for that, he still pushed himself to do it! Saya benci tipe-tipe orang seperti itu.
Tapi lama-kelamaan saya sadar bahwa saya telah menjadi salah satunya.

Apakah saya harus terus-terusan bersandiwara menjadi orang lain, membicarakan hal yang bukan topik pembicaraan saya, bertingkah seperti bukan saya,???
Hari ini telah saya temukan sesuatu yang ajaib. 
Sebuah pelajaran hidup. 
Filosofi.
Mulai hari ini, akan saya ubah cara pandang saya terhadap kehidupan.
Apakah saya takut akan kehidupan? Ya. Hidup ini misteri. Sebuah tanda tanya. 
Lalu apa?
Segala kemudahan dan kebahagiaan.
Apakah berbalik dan menambah dosa?
Sekarang tinggal nikmati dan syukurilah.
Saya adalah gelas kristal dalam lemari kaca.

Orang bilang saya berharga. Saya pintar. Saya berbakat. Sebagian besar bilang saya jenius. Tapi saya hanyalah sebuah pajangan dalam lemari kaca. Luar biasa indah, luar biasa mahal, tapi hanya dari satu sisi. Sisi lainnya? Rapuh.

Di beberapa sisi saya akui saya cemerlang, saya cinta diri saya, tapi saya sadar saya memiliki banyak kekurangan. Entah mengapa, banyak yang tak menyadarinya. Segunung kekurangan saya tertutup oleh pesona sesaat. Keindahan semu.

Lihatlah gelas-gelas kristal itu.

Indah bukan?

Saya adalah gelas kristal dalam lemari kaca.

Saya adalah orang yang sangat emosional.

Mengapa saya sangat rapuh?

Saya tidak dapat berdiri jika tak ada orang-orang yang menopang di samping saya. Saya tidak akan bercahaya jika tidak ada lampu yang menyinari saya. Terkadang saya lelah akan diri saya sendiri.

Mengapa saya sangat mencintai diri sendiri?
Padahal saya sendiri sadar bahwa saya bukanlah orang yang tepat untuk saya cintai.

Saya terlalu menyombongkan mutu diri. Menyombongkan build-quality saya yang terbuat dari kristal. Tanpa tersadar akan debu yang menempel di sekeliling badan saya. Tanpa sadar akan lampu yang membuat saya bercahaya. Tanpa sadar akan lemari yang menjaga saya. Tanpa sadar akan seniman yang mencetak saya dengan bentuk luar biasa indahnya.

Lalu ketika mereka semua tiada, dan saya dihadapkan pada dunia nyata, saya akan hancur. Saya akan rusak. Saya akan menjadi kepingan tak berharga yang bahkan membahayakan. Saya hanya dapat meneteskan air mata saya. Saya sudah bukan lagi sesiapa. Saya hanya serpihan kaca yang sebentar lagi akan disapu atau akan membuat orang celaka.

Saya adalah orang yang menarik untuk diajak bicara. Saya adalah orang yang menyenangkan untuk diajak menjadi teman. Saya adalah sosok keindahan yang semu. Tapi jika kamu mau menjadi sahabat sejati saya, itu adalah tindakan bunuh diri. Karena saya selalu membutuhkan perlindungan. Saya membutuhkan cahaya untuk membuat saya berkilauan. Saya membutuhkan lemari untuk menjaga saya. Saya bukanlah sosok yang tepat untuk menjadi pengayom, karena saya lemah.
Saya malu menjadi orang lemah yang bertingkah seolah saya adalah orang terkuat sedunia.

Saya terkadang malu terhadap diri saya sendiri.

Kamis, 18 November 2010

Apa yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar kata: salah, kesalahan?
Mungkin jawabannya sesuatu yang buruk, jelek, dan jelas kalau salah ya salah, keliru, ngga bener, sesuatu yang harus dihindari.
Tapi wajar kan kalau seseorang berbuat kesalahan, keliru dalam melakukan sesuatu. Manusia kan ngga ada yang sempurna.
Jujur dalam melakukan sesuatu, misalnya dalam hal pekerjaan, saya sendiri takut kalau saya melakukan kesalahan. Baik yang sifatnya sepele sampai yang besar sekalipun.
Ketika sudah terbukti salah kadang sulit menerimanya. Kok bisa salah sih? Kenapa bisa begitu? Kenapa saya bisa salah? Itu karena saya takut menghadapinya. Dan saya sering lupa bahwa terkadang kita melakukan kesalahan itu juga agar bisa belajar di kemudian hari untuk tidak mengulanginya.

Seperti ketika masih sekolah, takut banget kalo soal yang dikasih guru untuk dikerjakan hasilnya salah. Apalagi kalo gurunya galak, udah gitu dimarahin, "Ngerjain soal macam begini aja ngga bisa!" Beuuhh... Serasa disambar petir di siang bolong.
Mungkin mestinya dari kecil diajarkan buat memahami bahwa 'salah' itu ngga selamanya buruk. Kita harus bisa menerima kesalahan dan juga belajar dari kesalahan itu.

Tapi ngajarin anak kecil gitu ngga gampang.

Contohnya kemarin2 kebetulan saya mengajarkan menghitung dan komputer buat anak2 SD ditempat tante saya tinggal. Saya kasih mereka 10 soal buat dikerjakan bersama,keesokan harinya ketemu lagi dan mereka semangat banget ngasih tugas yang saya kasih..Dari 10 soal yang saya berikan dijawab dengan benar 9 soal. Mungkin karena kurang teliti atau apa, entahlah. Saya kasih nilai 90, eh ada seorang anak  malah ngambek.
Saya tanya kenapa, dia bilang dia ngga mau jawabannya dibilang salah, pokoknya harus benar. "Lah tapi itu kan emang salah, Dek? Lagian salah juga ngga apa-apa kok. Namanya juga lagi belajar, jadi kalo gini kan bisa tau salahnya, biar besok2 kalo jawab soal kaya gini ngga salah lagi." Dan hasilnya setelah saya jelaskan panjang lebar gitu, eh dia malah nangis... Duh, susah emang...
Setelah saya hapus jawabannya yang salah, trus saya ganti juga nilainya jadi 100, barulah dia ngga nangis lagi.

"Susah buat nerima kesalahan, " :p
Iya sih, tapi bukan berarti ngga bisa belajar menerima kesalahan kan?

HUJAN SENDIRI

akhir-akhir ini, hujan sering turun, dan entah knapa setiap hujan slalu membawa ketenangan didalam hatiku,, hehe . . bkn aq saja, mungkin bnyak juga yang merasa sprt ini,,(yang merasa silahkan tunjuk tangan). :)
Kalian tahu, detik saat dimana aku bernyanyi riang, ditempat sepi ditemani hujan yang berteriak marah dan guitanya malam, lagu apa saja itu, yang terpenting aku bisa berteriak, merasa bahwa hanya hujan yang menjadi tandingan kemarahanku, merasa bahwa hujan mempunyai pesan khusus untukku, aku rela kluar dimalam hari ketika hujan hanya untuk merasakan dinginnya hujan tsb,, dingin yang membawa ketenangan,andai aku bisa setenang ini selalu.

Hujan,, mengingatkan lagi masa kecilku, aku, sepeda, dan sepinya komplek yang aku tempati waktu kecil ketika hujan.
bahagianya aku waktu kecil, kalau sudah musim hujan,  pasti mama marah2, bayangkan saja, 1 hari ada 2 buah baju kotor,kadang-kadang  bisa lebih,pernah sampe aku kehabisan baju gara2 basah semua.
Mengenang masa itu terkadang tertawa sendiri,tapi itu tak lama, kebahagiaan ku hanya sampai masa itu saja, 3thn yang lalu aku meninggalkan kota masa kecilku karena harus meneruskan pendidikan..

sekarang ketenangan yang dibawa hujan aku gunakan untuk menguatkan diri dan belajar lebih dewasa dalam menjalani hidup...

Kau Tidak menyadari Apa Yang Menjadi Milikmu Hingga Kamu Menyingkirkannya

Aku membaca kalimat ini di buku yang baru aku baca: "kau tidak menyadari apa yang menjadi milikmu hingga kau menyingkirkannya",  Seperti membicarakan aku, lalu tentang kau.
Penyesalan sepertinya telah menjadi darah daging kini denganku, bukan, bukan apa yang terjadi dengan kita, tapi segalanya, segalanya aku sesali, kau mengerti? Menyesali bahwa aku sama seperti perempuan-perempuan di luaran sana, yang mudah jatuh cinta, percaya, setia, disakiti, kemudian menyesaIi keterlambatan. Aku tidak membicarakan tentang kita, tapi seluruhnya, karena apa yang terjadi dengan kita hanya sebagian kecil saja dari permulaan, tapi ya, yang terjadi dengan kita ternyata adalah awal kesalahan.
Tidak harus berakhir seperti itu bukan? Banyak pilihan akhir yang lebih baik, yang bisa membawa kebaikan pula nantinya, tapi lagi-lagi, kesalahan yang datang dariku itu membutakan segala kebaikan. Kemudian di sinilah aku, menyesali, hidup dengan segala resah terpendam dan tak mampu lagi menikmati hari-hari tanpa mimpi buruk . Hari-hari mencari celah di hatimu pun aku lewati, dan tak ada lagi celah itu, ini hanya tentang aku, tidak, tidak jangan libatkan Dia dulu, karena nanti sisa cerita ini juga melulu tentang dia, mungkin kau akan berkata, beginilah kau, masih begini, mendekatiku, dan menjauh bila telah sembuh, ya, ini aku, tapi sembuh? Masih bisa tersembuhkankah aku? Sedang kau pun telah menjauh, tak lagi terjangkau tangisku.

Hari hari kini hanya ketakutan, melihat pagi lagi dan berhadapan dengan kesalahan yang berlarut-larut membawaku dalam penyesalan, kalaupun kau datang, aku tak lagi bisa terselamatkan. Aku telah kehilangan kemauan, berdiri diam di sini sendiri mempertahankan kesalahan. Hanya mencoba kuat, itu yang aku lakukan, menumpuk segalanya sendiri, dan memberinya nafas dendam tak berkesudahan, ya, aku menamainya dendam sekarang, ini pembicaraanku denganmu saja. Semua harus berakhir bukan? Tanpa ada lagi kesalahan, sabar adalah pupuknya, biarlah hari-hari resah itu tumbuh dan belum sembuh, tapi nanti pasti ada akhirnya, dan aku akan tertidur pulas, tanpa beban, tanpa resah, setelah penebusan rasa bersalah, dan nanti, meminta maaf adalah pekerjaan terakhirku, mungkin.

Tak ada penyesalan, hanyalah bohong besar, karena seperti inilah nyatanya,
Begitu muak aku mengingat segala masa lalu, dari mata saat ini, semua benar-benar palsu. Sekarang, begitu jauh aku dari mimpi-mimpi yang seharusnya bisa aku capai, tanpa seorangpun untuk menopang.Lau kenapa masih heran, bila kegilaan ini menenggelamkanku? Untuk tetap bernafas, dan tetap berdiri pongah kulakukan sepenuh hati.
Cinta? Jangan tanyakan lagi, telah lama kulapis dengan selimut-selimut paksa dan sakit hati. Jangan ajarkan perempuan berdusta,
 Kau seharusnya tahu, sangat tahu, dalam hal apapun, aku jauh melampauimu, pongahkah terdengar? Hey, dari awal kita menyadarinya bukan? Aku telah menjanjikan kesetiaan, seperti sapi sawah yang tunduk pada petani, Kau yang merusaknya kan? Tapi, baiklah, aku ikuti saja apa yang kau mau. Bermanis-manis, menangis, berteriak-teriak bila perlu, kau suka itu? Ya, aku akan kalah, karena seperti tadi aku katakan, jadi biarlah, kau tahu kau memegang kendali atasku, biarlah aku tetap bermanis-manis, menangis, dan berteriak-teriak bila perlu. Sampai nanti, cerita ini disetujui dan ditanda-tangani, baru aku selasaikan urusanku denganmu. Sekarang ini biarlah, silakan kau nikmati waktumu

Akhirnya Saat itu tiba Setelah perjalanan sangat panjang Yang tak pernah kuanggap sia-sia Aku kini akan berkata“Iya, aku mengaku kalah” Tunggu dulu….Aku kalah di laga ini Tapi aku belum menyerah Masih banyak pertandingan lain yang menunggu Dan aku akan ikut beradu , Aku sadar ,Jalan ini sudah buntu tapi tunggu masih banyak jalan lain yang terbuka yang akan membawaku ke puncak sana Aku mengaku kalah ,Tapi maaf Aku takkan menyerah
Sampai kapan rasa itu akan bertahan darinya untuku dan aku untuk dirinya
Apakah ia mengerti, apakah ia memahami, apakah ia menghargai, apakah aku mampu untuk bertahan dengan semua ini,terus apa yang telah dan bisa ku berikan padanya, tidak ada yang berarti yang ada dan bisa kuberikan padanya hanya rasa sedih, sakit hati, lalu apakah yang ada didalam pikirannya Dan jika ia tulus apa sebabnya apakah perlu kupertanyakan, jika kupertanyakan padanya dan aku mendapatkan jawaban darinya haruskah ku pertanyakan lagi apakah jawaban yang ia berikan "jujur" atau hanya jawaban palsu yang terucap dari bibirnya untuk menyenangkan aku, dan jika jawabannya adalah "tulus" mengapa harus kutanyakan lagi padanya apakah untuk meyakinkan diriku sendiri dari apa yang telah ku pertanyakan.

Lalu dengan apakah aku akan membuktikan bila dirinya memang benar-benar jujur dan menyayangiku ?

Duhai hati yang sedang gundah, luangkan sedikit waktumu untuk membaca curahan dari hatiku
Curahan yang tertulis karena kebosananku denganmu, yang tak bisa menyampaikan apa yang dia inginkan , Tahukan Hatimu, Aku sedang gundah, gelisah, dan sedih
Kamu tak akan mempunyai kepintaran menebak..Karena sekuat apapun kemampuanmu menebak, takkan mampu kau tebak isi hatiku… Maka itu sejenak ajaklah hatimu bicara, apa benar dugaan hatiku?
Sungguh, kalau aku bisa melepaskan hatiku sendiri, ingin rasanya kulepaskan agar dia puas berbicara dan bercengkerama dengan hatimu,tapi aku tak mampu Duhai hati yang kucintai, Aku tak mungkin mengizinkan hatiku pergi seorang diri, karena kutahu pasti dia akan terluka Maka itu, tertulis lah curahan ini untuk hatimu

Duhai engkau, yang memiliki hati tujuanku
Tahukan engkau bahwa setiap hari hatiku menjerit???bukan karena aku menyakitinya
tapi dia menyakiti dirinya sendiri, mengharapkan pertemuan dengan hatimu yang tak kunjung dating,Aku yakin kau juga tak tahu, kalau hatiku selalu bernyanyi sedih saat mendengar hatimu telah dimiliki oleh hati yang lain
Apakah aku harus menyalahkan mu duhai hati yang kucintai???
Sungguh, bukan itu maksudku!! hatikupun tahu itu…
bahwa kau dan hatimu adalah 2 nyawa
dan engkau selalu mengikuti kemana hatimu menuju
Terkadang hatiku mengira bahwa engkau dan hatimu datang kepadaku dan menyapa lembut hatiku itu,Tapi, mungkin penantiannya kini sudah tak berarti,,,
Duhai engkau, sang pemilik hati lembut yang gundah itu
sekarang tak perlu kau risaukan lagi dengan hatiku
tetapkanlah hatimu untuk dia, yang tercinta, yang kan membuat engkau dan hatimu bahagia
dan hatiku??????
Hari ini hatiku sudah berjanji, akan berusaha pergi dari hatimu, takkan mengetuk pintunya lagi, agar engkau tenang dalam tidur dan jaga mu
Curahan ini, hanya sebuah permintaan dari hatiku, yang ingin berpamitan padamu, duhai hati yang kusayangi
Hatiku bilang, dia menyerah mengetuk pintu hatimu, dia akan pergi dari halaman cinta itu, dan mencoba merangkak meneruskan perjalanannya..doakan kepergiannya, duhai hati yang kucintai…
Bila dia sudah jauhhh…jauuuuuuuuuuhhh sekali…maka ingatlah,,bahwa dulu sampai sekarang, dia adalah pemujamu, dia adalah hati yang selalu menunggu kehadiranmu dan hatimu

Rabu, 17 November 2010

KEHILANGAN

Pernahkah kau menghitung waktu 
yang berlalu sejak terakhir kita bertemu?
Diam-diam di kedalaman hatiku yang muram
kulukis engkau sepanjang almanak rindu-dendam
Hatiku mampat disesaki cinta yang terlanjur penuh
menjadi detak tubuh
menyatu dengan roh

Waktuku berlalu dalam kenangan tentangmu
Terus memikirkan kesalahan yang kulakukan
dan kesalahan yang terpaksa kurasakan
Kehilangan engkau membuat teramat penat
Tersesat dalam harapan tak berkesudahan
yang kuingkari sendiri sepenuh hati
Jadi ampuni aku bila tiap saat
kupuja engkau
Seluruhku terlanjur menyetarakan engkau dengan mentari
yang harus ada
.......atau aku bakal......

Selasa, 09 November 2010

"Biter Hamen"

Biter Hamen??apakah itu??sayapun bingung!!!
Teman saya hanya tersenyum dan berkata "Biter Hamen" bibir tersenyum hati menjerit..hahahahhaha
"Eit, jangan ketawa dulu. Saya serius. Senyum adalah salah satu cara terbaik mengatasi masalah hati. Senyum, bisa menjadi obat. Menjadi sugesti yang datang dari sendiri untuk mengobati rasa perih, " kata kawan saya sembari memasang tampang serius.

Saya mendelik kebingungan.

"Senyum", kata dia lagi,"bagi sementara orang boleh jadi menjadi semacam "masker"atau "topeng" dari rasa luka dihati.  Sebentuk apologi. Tapi disadari atau tidak, dengan menyunggingkan senyum-seterpaksa apapun itu-akan memberikan efek "menyembuhkan" , baik secara perlahan-lahan maupun dramatis bagi sebuah jiwa yang terkoyak. Untuk memulihkan, memang butuh waktu, tergantung sejauh mana yang bersangkutan mampu menanggulangi nya antara lain dengan cara lebih ikhlas merelakan kehilangan dan pasrah kepada Yang Maha Kuasa atas cobaan yang baru dialami serta  melapangkan hati untuk siap menghadapi tantangan baru dimasa depan".

"Tapi, bukankah itu berarti mengingkari kata hati. Mana bisa saya menebar senyum kemana-mana kalau sedang sakit hati?", sanggah saya sengit.

Kawan saya lagi-lagi tersenyum.

"Pernahkah terlintas dalam benakmu, bahwa hidup ini sesungguhnya begitu indah?. Coba perhatikan hal-hal sederhana saja disekelilingmu. Bintang-bintang yang berkelip terang dibentang lazuardi langit , senja yang memukau dibatas cakrawala ketika matahari tenggelam, atau kebahagiaan saat bercengkrama bersama keluarga, pernahkah kamu merasakan setiap keindahan dibaliknya?. Dengan memusatkan segala pikiran dan tubuh kita pada subyek yang saya katakan tadi, akan menghasilkan sebuah kekaguman yang luar biasa. Terlebih bila kekaguman tersebut dibarengi pula pada ketakjuban pada sang sumber segala keindahan, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang tentu lebih indah dari segala yang telah diciptakannya. Ini sebuah cara pandang bermuatan spiritual  yang seyogyanya mengembalikan spirit jiwa kita untuk lebih tangguh menghdapi persoalan kehidupan dan lebih bersyukur atas nikmat hidup yang kita miliki, hingga detik ini".
Saya menggigit bibir. Banyak Tanya merajai benak saya ketika itu.
"Karena mereka memiliki jiwa yang belum terkontaminasi hal-hal yang bersifat materi, anak-anak senantiasa memaknai segala sesuatu yang diamatinya secara lebih indah dan menakjubkan. Mereka sangat dekat dengan kesejatian diri. Beda dengan kita yang sudah dewasa, yang kerapkali lebih dekat pada hal-hal yang bersifat materi. Hidup yang indah selalu diidentikkan dengan memiliki uang yang banyak. Kita jadi kehilangan kemampuan melihat sesuatu sebagaimana adanya karena kita tak memiliki cara pandang bermuatan spiritual untuk memandang lebih jernih tentang keindahan hidup ini"
Saya manggut-manggut.
"Jadi kawanku, sesungguhnya, tak ada alasan buat kamu dan juga saya untuk tidak  selalu tersenyum, karena hidup ini indah. Jangan menjadikan masalah yang kamu hadapi ini sebagai beban. Bersyukurlah, karena dengan adanya masalah itu juga menunjukkan bahwa kita benar-benar hidup. Justru ini adalah sebuah peluang dan tantangan buatmu, bagaimana cara mencari solusi kreatif  untuk keluar dari persoalan. Kamu akan mengerahkan segala daya dan kemampuan yang kamu miliki untuk menyelesaikannya. 
Bila kamu menghayati semua proses itu, maka saya yakin, kamu akan menemukan serpih-serpih keindahan dan hikmah dibaliknya. Kamu bisa jadi lebih tangguh serta kreatif  dan tentu menemukan "mutiara" berharga berupa pengalaman menyelesaikan masalah jika kelak kamu menghadapi persoalan serupa dimasa datang.  Jadi Biter Hamen sajalah," kata kawan saya menutup kalimat filosofisnya seraya menepuk hangat pundak saya.

Saya ingin mengutip tulisan menarik dari Thich Nhat Hanh dalam bukunya"The Miracle of Mindfulness" (1975). Ia berkata, ada 3 cara yang bisa kita lakukan agar bisa menikmati setiap momen.

Pertama adalah Bernafas. Pengendalian tubuh dan pikiran  tergantung dari sejauh mana kita menguasai nafas kita. Saat kepala kita penuh dengan pikiran, bernafaslah dengan segala kesadaran dengan tubuh kita.Hal ini akan membuat pikiran akan menyaru dengan tubuh kita. Dengan bernafas yang benar, maka kita akan selalu mampu merevitalisasi diri kita.

Kedua adalah Mengamati Diri. Jangan pernah membiarkan setiap pikiran yang masuk begitu saja "nyelonong" kedalam otak kita, tanpa melakukan identifikasi kritis, bagaimana dan apa bentik pikiran itu. Setiap bentuk pikiran yang muncul hendaknya selalu diamati, jangan sampai itu akan membuat kita justru bertindak  kontraproduktif. Kalau anda sedang cemburu misalnya, maka seketika anda akan berkata,"Suatu perasaan cemburu baru saja muncul dalam hatiku". Setiap tindakan yang kita lakukan senantiasa berada dalam tataran rasa sadar, bahwa itu akan menjadi hal paling penting bagi kita.

Ketiga adalah Tersenyum. Bagi Nhat Hanh, tersenyum adalah cara menarik untuk mempertahankan sikap sadar.Tersenyumlah dalam setiap kondisi apapun, mulai dari bangun tidur, beraktivitas sepanjang hari hingga kemudian tidur kembali.Senyum akan membuat kita tak serta merta larut dalam emosi bahkan justru akan senantiasa mengingatkan kita tentang momen terindah yang kita sedang atau pernah lewati.

Dengan melihat bahwa masalah yang datang adalah bagian dari kesempatan berharga untuk tumbuh, maka ia dapat menjadikan itu sebagai media belajar untuk lebih tangguh serta kreatif mencari solusi terbaik sebagai jalan keluar dari masalah tadi. Abraham Lincoln, mantan Presiden Amerika ke-16 pernah berkata "Sukses berjalan dari satu kegagalan ke kegagalan yang lain, tanpa kita kehilangan semangat".
Seseorang kerapkali merasa stress dan tertekan bila terlalu berorientasi pada hasil sehingga ia sama sekali tidak menikmati setiap proses dan usaha untuk mencapainya. Padahal, soal hasil itu, berada diluar jangkauan kontrol kita. Orang yang gagal sesungguhnya bukanlah orang yang pernah mengalami kegagalan namun orang-orang yang kalah ketika menempuh kegagalan itu sendiri. Keberhasilan terletak pada kerja dan usaha, bukan pada perolehan. Ini bisa menjadi sebuah cara pandang baru kita dalam melakukan dan memaknai setiap ikhtiar.

Maka dari itu, tersenyumlah.

Karena hidup ini begitu indah bila kita melihatnya dari jendela hati yang lebih jernih.

Jangan Buat Dia Jatuh, Jika Tak Pernah Ingin Menangkapnya...

Salah satu kejahatan kemanusiaan terbesar, barangkali membuat seseorang jatuh cinta, tanpa pernah ingin sungguh-sungguh membahagiakannya. Hasilnya bisa ditebak: salah satu duka terbesar dalam kehidupan, ketika seseorang yang semestinya menghapus air matamu, malah membuatmu menangis sejadi-jadinya.

"Cinta sejati tak harus sekali, tak mesti dibatasi kepada satu hati. Setiap cinta punya kepenuhannya sendiri," kata Don Juan de Marco, dingin, angkuh, ringan tak berbeban.
Bagi Don Juan, dan siapapun yang mengamini dan mengimaninya, cinta adalah momen, percik pijar api, sekejap, menyergap, penuh dan pengap. Lalu lenyap!
Dan momen, percik pijar itulah, yang membakar Jack dan Rose sekian puluh jam di atas RMS Titanic, sebelum mereka terberai saat kapal raksasa itu dihisap samudera. Adakah yang bisa menjamin, misalnya, andai mereka selamat sampai ke tujuan, keduanya akan menjadi pasangan yang setia? Bukankah sangat mungkin Jack yang menawan akan terpikat dan kemudian memikat gadis lain begitu tiba di pelabuhan New York?
Dalam mahzab Jamaah Juaniyah ini, cinta adalah ledakan perasaan, momen ekstase, ketika setiap rongga rasamu dipenuhi pesonanya, ketika kau berharap waktu berhenti, dan selamanya kau berada di detik itu.
Kita mengutuk Don Juan, tapi kita juga yang menjadikannya anutan: suka betul membuat seseorang jatuh, merasakan kenikmatan ketika melihatnya terhuyung-huyung mengejarmu , memberinya momen itu, sebelum kemudian meninggalkannya, seolah dia cuma sebongkah batu kilometer dalam perjalanan panjang gemilang sejarahmu. Perih sesak seseorang yang terkurung di dalam momen itu, sama sekali tak lagi mengganggumu…
Itu kelakuan The Great Lovers, kata orang, padahal perbuatan seperti itu sama sekali tak ada hubungannya dengan cinta. Justru sebuah kejahatan terburuk yang bisa dilakukan manusia.
Tapi mungkin benar, setiap kejahatan akan mendapatkan hukumannya; tidak sekarang mungkin nanti, dicatat sejarah atau berupa siksa dalam sunyi sepi sendiri.
Atau jangan-jangan, Don Juan pun tak pernah sungguh bahagia ketika menari di atas tumpukan korban-korbannya, berenang dalam genangan air mata mereka. Kebahagiaan sejati, mustahil bisa muncul dari penderitaan orang lain. Jangan-jangan seringai tawa kemenangannya itu, adalah ekspresi keperihan Don Juan ketika dia sedang menghukum dirinya sendiri.
*****
"Dengan semua yang kulakukan kepadamu, untuk air matamu yang menetes hampir di setiap ujung malam, dengan keenggananku untuk berubah, kecuali dalam bentuk sumpah yang menyampah, mengapa masih bertahan?”
Kau tersenyum datar.
“Kalian laki-laki tak akan pernah mengerti. Kami perempuan, sulit untuk sekadar membayangkan harus memulai berbagi hidup dengan orang lain lagi. Tak bisa kubayangkan tubuhku dijamah tangan lelaki lain, anak-anakku bergelayut ke bahu lelaki lain. Dan dengan segala perih yang memedih, harga diri yang terinjak-injak, air mata yang mengerak, aku harus di sini, menunggumu pulang.“
Hening. Sepi menusuk-nusuk. Arus angin memperkelam malam.
“Bukan karena kau cinta yang harus kujaga, tapi takdir buruk yang harus kuterima. Mendapat takdir buruk itu memang menyedihkan,” kau tersenyum, begitu lepas, sebelum kemudian melanjutkan, “tapi setidaknya masih lebih baik daripada menjadi takdir buruk itu sendiri.”

Rabu, 03 November 2010

Kehilangan Pelangi

Sudah 2 hari ini tak melihat pelangi....
Kemana perginya dia?
Dan sudah 2 malam ini pula kunanti ketukanmu di daun jendela kamarku
Hanya tuk bercakap-cakap denganmu..
Sedikit rindu saat kau membangunkanku di tengah malam ataupun hanya tuk sekedar mengucap selamat pagi....

Ahh,,,mungkin pelangi itu sedang bersembunyi...
Sedang ingin menyendiri.....
Sedang tidak bersahabat dengan bulan rupanya....
Hanya saja,,,,aku merindukanmu pelangi
Merindukan gelak tawa yang kau bagi bersamaku
Merindukan kata-kata bijaksanamu dalam mengarungi hari...

Dan aku akan menunggu kamu datang lagi
Masih tetap di balik jendela kamarku
Mengharap ketukanmu malam ini
Ataupun besok
Tak jadi masalah
Berharap dirimu baik-baik saja disana
Karena bukan hanya aku saja yang menunggu
Semua pecinta keindahanmupun ada bersamaku
Di hati ini......
Hanya dirimu...
Yang selalu ada dalam hatiku
Hanya bayangmu
yang selalu hadir disetiap mimpiku


Cahaya cintamu selalu menerangi
jalan hidupku yang gelap dan sepi
bagaikan matahari menyinari dunia ini


Karena hanya dirimu
yang selalu menghiasi hari-hari ku
jika tanpa dirimu hari-hariku terasa hampa

hahaha,jika membaca kembali lyric lagu ini hanya senyum yang dapat saya berikan.
Jadi teringat masa lalu,masa dimana penuh perjuangan,naik turun panggung,nyari duit buat uang pendaftaran festival,simpen uang jajan buat bayar studio dan masih banyak lagi.
Jadi ingat untuk pertama kalinya saya nyanyikan lagu ciptaan sendiri,dan untuk pertama kalinya lagu ini dibawakan diluar kota.
Kangen masa2 itu lagi,kangen semuanya